Friday, January 20, 2012

Pilih Mana? Cukup, Kurang, atau Lebih?

            Terkadang kita bertanya pada diri kita sendiri, “Apa sih pentingnya belajar kalau hanya mencari nilai? Toh, nanti belum tentu dipakai di dunia kerja.” Namun, ada ungkapan lain pula yang terdengar, “Aku harus belajar. Tidur minimal jam 12. Bangun tidur jam 2 pagi!” Nah, berbeda-beda bukan? Tiap orang memiliki karakter belajar sendiri-sendiri. Penggunaan yang baik dengan intensitas belajar yang ideal. Tidak kurang dan tidak berlebih.

            Karakter belajar siswa harus diarahkan dan dipandu ke arah tindakan ideal. Tentunya dari diri siswa tersebut memulai sadar akan bergunanya mengatur intensitas belajar. Intensitas belajar yang baik adalah dengan memakai waktu belajar secukupnya. Ada kalanya belajar serius, tanpa gangguan. Namun, harus diimbangi dengan istirahat yang cukup. Hendaknya diberi selang waktu 10 menit untuk istirahat dan menyegarkan pikiran. Selain itu, istirahat di antara waktu belajar tersebut dapat dijadikan momen  untuk mencari hal baru yang berada di luar dari pelajaran sekolah siswa. Sehingga, tidak hanya pelajaran sekolah saja yang dijajaki oleh siswa. Mereka yang memiliki karakter dan intensitas belajar seperti yang telah diulas di atas, hampir semua dapat dengan mudah mengikuti pelajaran di sekolah dan ujian-ujian yang terdapat di dalamnya. Selain itu, juga memiliki wawasan-wawasan tambahan.
           
            Namun, amat disayangkan pada siswa yang belum memiliki motivasi belajar dalam dirinya. Pikirannya masih kosong akan pentingnya belajar. Tidak jarang pula mereka meremehkan belajar. Ada yang bertindak cuek dan asal-asalan dalam belajarnya dan dengan waktu yang sangat singkat. Ada pula yang bahkan tidak belajar sama sekali. Pikiran utamanya adalah hal-hal di luar yang lebih memberikan kesenangan. Akibatnya, pelajaran sekolah banyak tertinggal. Demi kegiatan luarnya tersebut, mereka rela meninggalkan sekolah tanpa izin yang jelas. Dan akhirnya, penyesalan mungkin saja terjadi di belakang. Ada yang diskors, dihukum, diadukan ke orang tua, bahkan dikeluarkan dari sekolah. Mereka pun tidak memiliki arah tujuan yang tepat. Satu-satu yang implisit terdapat dalam dirinya adalah sebuah keegoisan diri. Sebuah tindakan yang hampir tidak akan pernah dirasakan oleh siswa tersebut. Sehingga kesempatan emas untuk menjadi sesosok orang besar hilang.

            Lain siswa, lain pula pribadinya. Siswa ada yang memiliki semangat belajar tinggi. Mereka percaya bahwa dengan belajar terus-menerus akan membuahkan hasil yang matang dan enak dipetik. Memang hal itu utama dan nyata sekali. Namun, belajar terus-menerus tidak dapat diartikan sebagai belajar yang tiada henti. Belajar pagi, siang, malam. Mereka sampai melupakan makan, minum, dan mungkin tidak mengetahui keadaan sekitarnya. Mereka hanya memikirkan belajar dan nilai baik.

            Akan tetapi, hal seperti belajar tiada henti tersebut tidak sepenuhnya baik. Bahkan, akan memberikan dampak yang buruk. Siswa yang belajar terus menerus dari pagi hingga tengah malam, besar kemungkinan akan terganggu pada kegiatan pembelajaran di kelas mereka. Hal tersebut dapat menurunkan konsentrasi dan menyebabkan timbulnya penyakit dalam diri mereka. Tidak hanya itu saja. Sikap kita yang "emang gue pikirin" dan hanya peduli kepada belajar, itu memberi pengaruh yang signifikan. Kita tidak mengenal dunia baru dan pelan-pelan membentuk sebuah pribadi yang sendiri tanpa orang lain. Mereka tidak menghiraukan orang lai dan cenderung bekerja sendiri. Tidak baik dalam kehidupan sosial mereka.

            Intensitas belajar siswa tersebut tidak begitu saja terjadi dan terpendam dalam diri siswa. Bisa saja karena pengaruh orang tua yang tidak peduli tehadap anaknya dan orang tua yang selalu menuntut siswa ini-itu. Lingkungan sekitar pun dapat berpengaruh, misalnya: lingkungan sekolah dan teman. Penekanan-penekanan dan gaya pada lingkungan tersebut sangat berpengaruh. Siswa hendaknya pandai dalam menyaring mana yang baik dan buruk.

            Intensitas belajar tiap siswa tentunya berbeda-beda. Tergantung pada  mereka sendiri yang mengantar dirinya pada pijakan yang tepat. Pilih gaya belajar yang sesuai dengan kemampuan dan seimbang di hampir segala bidang. Serta tidak terlalu berpengaruh terhadap hal-hal baru. Nah, sekarang, silahkan pilih gaya belajar yang cocok untuk Anda? Belajar tepat, kesuksesan menanti di depan mata.

0 comments: