Monday, April 11, 2011

- peraturan kecil yang bermakna -

           Pada suatu naskah drama pasti terdapat makna dan maksud yang terkandung di dalamnya. Baik hal tersebut tersirat, maupun tersurat. Pemahaman atas naskah drama masing-masing orang tidaklah sama. Baik pemahaman terhadap inti permasalahan naskah drama, maupun cara memanfaatkan pengetahuan yang bersumber dari sebuah naskah drama. Penulis akan mengidentifikasikan sebuah naskah drama yg berjudul “Sampek Engtay” karya N.Riantiarno. Identifikasi naskah drama meliputi tema, karakterisasi atau perwatakan, alur, setting, amanat, dan dialog.

            Dalam naskah drama “Sampek Engtay”, menceritakan tentang seorang guru dan murid-muridnya. Seorang guru bertanya kepada murid-muridnya tentang sesuatu hal mengenai siapa saja yang kencing sambil berdiri. Di antara murid-muridnya hanya seorang yang bernama Engtay yang tidak mengacungkan tangan. Menurut guru itu, kencing sambil berdiri merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan. Murid-murid hanya mengetahui peraturan global atau umum saja. Tidak mengetahui mengenai peraturan khusus hal tersebut. Namun, Engtay dapat menjelaskan secara detail mengenai peraturan itu. Sehingga Engtay tidak diberi hukuman bersama teman-temannya.

           Drama tersebut bertemakan taat pada peraturan. Karena drama tersebut cenderung untuk memerintahkan agar taat pada peraturan yang berlaku. Peraturan yang harus ditaati tidak hanya peraturan yang besifat global atau umum saja, namun peraturan yang bersifat lingkup lebih kecil juga. Pada drama tersebut, hampir semua murid yang hanya memperhatikan peraturan global saja. Peraturan yg lebih kecil dan spesifik kurang mereka perhatikan. Padahal, peraturan ini mendukung tercapainya keberhasilan pada peraturan yang bersifat global tersebut. Seperti pada drama tersebut. murid-murid hanya mengetahui peraturan tentang menjaga kebersihan. Namun, hal kecil seperti kencing sambil jongkok dan sebagainya tidak mereka perhatikan. Akibatnya kebersihan tidak terjadi dengan semestinya. Hanya sebuah peraturan terabaikan yang tersisa.

            Seorang guru, Engtay, dan murid-murid adalah tokoh-tokoh dalam drama tersebut. mereka memiliki perbedaan karakter antara satu dengan yang lain. Guru adalah sesosok yang tegas dan disiplin. Engtay adalah murid yang kutu buku, percaya diri, dan taat peraturan. Sedangkan murid-murid kurang mengetahui peraturan yang berlaku. Karakter tiap tokoh tersebut dibuktikan dengan penjelasan tindakan tokoh dan dialog antar tokoh.

            Drama ini menggunakan alur maju, karena dalam cerita drama selalu menceritakan kisah yang berkelanjutan dan tidak mengulang kejadian yang sudah lalu. Penceritaan drama ini berlatar di ruang kelas, karena merupakan pembelajaran oleh seorang guru terhadap muridnya saat berlangsungnya pelajaran tentang kencing. Suasana yang dirasakan oleh penulis terhadap drama tersebut adalah suasana tegang, karena pengaruh keadaan guru yang sedang emosi.

            Drama adalah sebuah karya sastra. Yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya adalah adanya dialog dalam drama. Dialog membuat karya sastra ini lebih hidup dari pada yang lain. Selain itu, adanya dialog juga menghubungkan interaksi antar tiap tokoh yang terkait. Dalam naskah drama, pada dialog tokoh juga d.sisipi penjelasan tindakan yang harus dilakukan saat seorang tokoh mengucapkan kalimat tersebut.

            Dari drama “Sampek Engtay” ini dapat dipetik beberapa pelajaran hidup, yaitu memahami peraturan-peraturan yang ada, baik yang umum maupun kecil yang mungkin tidak tampak. Menjaga kebersihan untuk keteraturan lingkungan sekitar. Selain itu juga harus memperbanyak membaca untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai berbagai hal sehingga dapat berguna bagi diri kita serta orang lain.

Note : tugas Bahasa Indonesia - Esai

0 comments: