Sunday, June 5, 2011

- salahku menilai -



dua hari ini aku belajar banyak tentang pentingnya keluarga .
keluarga yang tak terduga kasih sayang dan cintanya .
ku sadari, selama ini ku kurang menyadari keberadaan mereka .
ku menyia-nyiakan kepedulian mereka .
yaahh, ku terbukti, ku terlalu egois .

---------------->>> Listen me !
ku pulang dari sbuah tempat penuh kekecewaan yang entah ujungnya di mana .
'rumah' tujuan pertamaku .
'kamar' ketenanganku mengungkapkan segala hal .
di situ aku menangis .
aku tumpahkan semuanya .
saat itu aku berpikir, tak ada gunanya aku di dunia ini .
aku hanya seorang yang sendiri .
tanpa harapan dan rasa menghargai untuk ku .
tangisku semakin mengaung kencang .
jarum jam dengan eloknya meninggalkan diriku terbelakang, tetap tak beranjak .
satu - dua
dua jam tlah ku habiskan dengan tangis yang tak pasti ini .
namun, hati ini hanya sedikit merasa tenang .

awan semakin buram menghitam .
burung-burung terbang meminta pohon berlindung .
tak terduga, bulan tlah munculkan raganya .
sore, sendiri tanpa seorang menemani .
tak ku sangka, mama tlah berada di sampingku .
memandangku dengan tatapan lelahnya .
beliau berkata atas kekecewaanku tadi .
tak ada guna atas semua kecewa itu .
bersyukurlah, ucapnya .
namun, hati ini memberontak .
tak ingin lagi ku dengar tentang semua kecewa itu .
semakin banyak celotehannya .
hati ini semakin teriris .
kelopak mata ini tak mampu lagi bendung air mta .
ku jenuh dan ku ingin ketenangan sementara .
sebal ku melihatnya .

wow, cepat liku dunia ini .
ku tatap lagi awan yang putih .
burung-burung pun tlah tenang terbang .
cuaca tenang dan cerah .
hatiku ? seperti tan dan cotan .
tetap kelam dan suram seperti hari lalu .
tak ada perbedaan .
ku rasa tetap memilukan di hidup ini .

lamunanku terbuyarkan teriakan papaku memanggil .
seperti hari kemarin, makan bersama tak boleh terlewat .
ku tatap lauk dan sepiring nasi .
tampak lesu dan layu mereka .
raut wajahku pun mendesah sakit .
tak ada semangat mengaung di raga ini .
ku tercengang, ku semakin terdiam .
dan ku tak sanggup tahan tumpahan air mata .
ku dengar, ku melihat canda mereka .
ku simpan kata-kata pendorong tuk bangkit .
adikku .
kau sesosok yang polos .
kau tak peduli aku .
namun, kau sembunyi dari kejujuranmu .
kau tak seperti pernyataan tanpa bukti itu .
kau sayang aku .
kau perhatikan aku .
kau sangat peduli aku .
kak, kemarin adikmu ini khawatir. Dia minta pada mama untuk membawa kamu kerumah sakit. Adikmu melihat kamu lemas dan pucet. Adikmu sangat sayang kamu

dear adikku tersayang,
          adik, kakak janji, kakak akan selalu mencintaimu. Kakak akan selalu menjagamu dalam kondisi apa pun. Kakak akan jadi pelindungmu. Kebahagiaanmu juga kebahagiaan kakak. Dan kesedihanmu juga kesedihan kakak. Kakak sayang kamu.
                                                                             kakakmu, Rifda

adik, kepedulian dan rasa sayangmu .
tlah hapus sebagian rasa kecewaku itu .
ku temukan arti betapa pentingnya dirimu .



---------------->>> Listen me ! Story 2

saat fajar matahari bergelut di angkasa .
bergegas ku pergi menuntut ilmu .
seperti hari-hari yang telah berlalu kemrin .
papaku selalu antar aku sampai tujuan .
bodohnya aku yang tak bisa merasakan kelelahan beliau .
terenyuh dan termenung memojok .

canda tawa terhias pada ku .
bergurau dengan kawan akrabku .
ku buka search engine ku .
menjelajah dunia maya yang tersimpan berjuta rahasia .
tawaku hilang, senyumku lenyap .
raib tertelan piciknya dunia itu .
terjerumusku dalam kekejaman yang menusuk .
salahku menyudutkan posisi papaku .
ku jahat tlah bisa lakukan .
masalah berukuran seperti chip .
hanya berawal dari senda gurau .
namun, efek akhir yang amat pilu .
maafkan aku papa .
aku memang salah .
aku memang ceroboh .
aku pantas terima amarah atau kau beri hukuman .

kembali ku pulang dari tempat menuntut ilmu itu .
tangis ini ingin meledak menatap bangunan 11 tahun itu berdiri .
sesak dada ini merautkan kepiluan .
ku buka pintu membisu itu .
tak ada siapa di sana .
hanya pekerja renovasi rumah di sana .
dan adikku tercinta membaca materi sekolahnya .
tak ada papa di sana .
segeraku lari menuju kamarku .
tempat segala tumpah tertampung .
tangisku menggema .
air mata tak mampu lagi tertampung .
sedih dan pilu mengingat kebodohanku itu .

suara mobil terdengar di balik pagar hitam itu .
papa tlah tiba .
hati ku kacau tak tentu .
apa yang akan terjadi setelah ini .
ku takut .
ku takut peristiwa menyakitkan terjadi .
ku tak ingin ada sesuatu pada papaku .
dan ku tercengang .
papa hanya menatap aku .
diajak ku makan bersamanya .
senyumnya pun melambai dengan eloknya .
tak ada marah atau emosi terlihat .
papa, Engkau begitu sabar .
tak satu pun kau bahas kebodohanku itu .
tangisku pun pecah tak karuan .
aku sayang papa .
maaf atas khilafku yang patut dibenci .

tak ku sangka papa .
seberapa tingkahku yang buruk .
Engkau tetap sabar .
hanya aku lah yang selama ini egois .
tak peduli akan keberadaanmu .
tak peduli akan lelah dirimu .
tak peduli akan kasih sayangmu yang amat dalam .
hanya satu ucapku .
maaf papa .

0 comments: