Ia melambai lembut...
Ia mengelus dengan lunglai...
Ia mengendus dan menempel...
Namun, bak es terselimuti matahari siang...
Sirna itu riang menyapa...
Menggandeng menuju gulita...
Mengarahkan pada runcingnya jarum...
Menyurut, tertepis, dan sunyi...
Hanya pedih menggelora anggun...
Menganggap dirinya sesosok emas hidup...
Menghantui dan menyakiti...
Pedih itu tak henti menduka...
Semacam kawanan tak ada kendali...
Pedih menyerobot waktu...
Mengelap detik-detik kehidupan...
Menggumam tanpa tahu arah...
Dan terparahpun terlaksana...
Pedih terkait seonggok nyawa bumi...
Jangan kau kekang seonggok itu!
Karna ia, ia yang tak tahu diri...
Tak tahu akan harapan...
Binasanya ada pada sombong...
Kalutnya ada pada ketakutan...
Asanya ada pada tolehannya...
Ia hilang...
2 comments:
Sejenak lewat tuk membaca yang tersirat..
Post a Comment