Thursday, January 24, 2013

Secuil Sepah

Bermula dari jari yang perlahan mengalun..
Terpikir sebersit kalut menerpa..
Ia tipis namun pekat..
Selekat lengketnya air gula..
Seketika hening terteguk..
Guratan muncul bertubi-tubi..
Mereka menoleh dan menyapa lirih..
Tatapan risih dan tak teringin..
Seketika raga tercabik..
Terombang-ambing dalam kalut..
Ia meronta kasar..
Namun pikirnya tak jauh..
Nominal yang bergulat pada nervous..
Sekian cuplikan lara yang mengiris..
Dan esok yang haus akan sentuhan..
Ia bergumam pedih..
Tak sedikit pikir, tak banyak tenang..
Jatuh dan terpejam..

Tuesday, January 22, 2013

Aku Menulis...

Aku...
Aku hanya ingin menulis.
Menulis dan terus menulis.
Menulis yang terkadang separuh arti saja.
Tak ada makna dan tak tertoleh.
Tapi menulis tetaplah menulis.
Ia sepi, berkicau sendu.
Riuhnya guratan tak cukup bergejolak meninggalkan sepi.
Justru sepi dan kian menyepi.
Kecil sekali sepi itu menusuk.
Lihatlah di samping sepi.
Ia sesosok tak berbalas.
Menggulirkan sekian makna.
Namun, pedih tak terulas.
Dan itulah menulis yang tetap menulis.
Tak selalu miris, namun juga manis.
Ia terkadang torehkan aura.
Aura yang menuntun segerombol lega.
Riuh yang pekat menjadi luruh.
Meluruh menjadi berjuta bulir senyum.
Aku puas dan menulis tak terurung.

Saturday, January 19, 2013

Pedih dan Seonggok

Awal tak berdesir kasar...
Ia melambai lembut...
Ia mengelus dengan lunglai...
Ia mengendus dan menempel...
Namun, bak es terselimuti matahari siang...
Sirna itu riang menyapa...
Menggandeng menuju gulita...
Mengarahkan pada runcingnya jarum...
Menyurut, tertepis, dan sunyi...
Hanya pedih menggelora anggun...
Menganggap dirinya sesosok emas hidup...
Menghantui dan menyakiti...
Pedih itu tak henti menduka...
Semacam kawanan tak ada kendali...
Pedih menyerobot waktu...
Mengelap detik-detik kehidupan...
Menggumam tanpa tahu arah...
Dan terparahpun terlaksana...
Pedih terkait seonggok nyawa bumi...
Jangan kau kekang seonggok itu!
Karna ia, ia yang tak tahu diri...
Tak tahu akan harapan...
Binasanya ada pada sombong...
Kalutnya ada pada ketakutan...
Asanya ada pada tolehannya...
Ia hilang...